PEMBAHASAN MATERI
A. DEFENISI
Penyakit kaki gajah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sejenis cacing dalam kelenjar getah bening dan mikrofilia dalam darah dan di tularan melalui gigitan nyamuk penularnya .
Di Indonesia filariasis yang sering di kenal dengan penyakit kaki gajah di sebabkan oleh tiga spesies cacing filaria yaitu Brugia Malayi, Wuchereria brancrofti dan Brugia timori. Cacing dewasa hidup di saluran limfe dan pembuluh limfe, sedangkan larva cacing (mikrofilaria)b di jumpai di dalam darah tepi penderita. B. timori belum banyak di ketahui morfologi, sifat biologi, maupun epidimiologi penyakitnya.
B. GEJALA DAN TANDA FILARIASIS
Filariasis atau kaki gajah memiliki tanda dan gejala yaitu :”
1. Tahap awal (akut )
• Demam berulang 1-2 kali atau lebih setiap bulan selama 3-5 hari terutama bila bekerja berat. Demam dapat sembuh sendiri tanpa di obati.
• Timbul benjolan dan terasa nyeri pada lipat paha atau ketiak tanpa adanya luka badan.
• Teraba adanya urat seperti tali yang berwarna merah dan sakit mulai dari pangkal paha atau ketiak dan berjalan ke arah ujung kaki atau tangan.
2. Tahap lanjut ( kronis )
• Pada awalnya terjadi pembesaran yang hilang timbul pada kaki, tangan, kantong buah zakar, payudara dan alat kelamin wanita dan lama kelamaan menjadi cacat menetap.
Baik cacing dewasa maupun larva cacing dapat menimbulkan gangguan patologik. Cacing dewasa dapat menimbulkan limfangitis akibat terjadinya iritasi mekanik dan sekresi toksik yang di keluarkan cacing betina. Cacing yang mati selain menimbulkan limfangitis juga dapat menimbulkan obstruksi limfatik akibat terjadinya fibrosis saluran limfe dan poliferasi endotel saluran limfe. Obstruksi ini menyebabkan terjadinya varises saluran limfe, dan hidrokel.
Elefantiasis yang kronis dapat mengenai kedua lengan, tungkai, payudara, buah zakar atau vulva yang hanya di perbaiki melaui tindakan operasi.
Untuk memastikan seseorang terjangkit penyakit kaki gajah maka perlu dilakukan pemeriksaan darah terutama pada malam hari. Bila hasil pemeriksaan darah di temukan adanya mikrofilia berarti sudah ketularan penyakit kaki gajah. Apabila tidak di lakukan pengobatan maka cacing cacing tersebut akan terus berkembang biak dan menimbulkan kerusakan kerusakan di dalam tubuh.
Penderita penderita yang mengandung mikrofilia di dalam darahnya merupakan sumber penularan penyakit bagi penduduk yang lain. Melalui gigitan nyamuk, mikrofilia tersebut akan terhisap kedalam tubuh nyamuk sewaktu nyamuk tersebut menghisap darah penderita. Selanjutnya mikrofilia akan mengalami perkembangan selam kira kira 12 hari untuk siap di tularkan kepada orang lain bila nyamuk ini menggigit, sehingga orang tersebut akan ketularan penyakit.
Seorang penderita kaki gajah yang menahun hidupnya akan sangat tergantung kepada orang lain. Seringnya datang demam secara berulang dengan kerusakan kerusakan jaringan tubuh penderita, maka daya dan kemampuan kerja semakin berkurang, sehingga tidak mampu menafkahi hidupnya. Apalagi telah timbul cacat yang secara psikologis menimbulkan tekanan mental sehingga penderita mengasingkan diri dari pergaulan masyarakat sekelilingnya.
Akibat dari hal tersebut, dapat menyebabkan kerugian ekonomi terutama bagi keluarga, penderita tidak dapat bekerja secara normal dan kadang tidak bisa sama sekali. Begitu juga dengan hubungan intim suami istri, dapat terganggu akibat penyakit ini.
C. PENYEBAB FILARIASIS
Filariasis di sebabkan oleh cacing filaria yang menyerupai benang yang hidup di dalam tubuh manusia. Cacing ini dapat bertahan hidup selama 3 sampai 6 tahun dalam kelenjar getah bening (bagian tubuh yang melindungi kita dari penyakit ). Cacing ini berkembang biak di dalam tubuh dan menghasilkan jutaan anak cacing yang beredar dlam darah. Filariasis disebabkan oleh tiga jenis cacing filaria yaitu : Whucereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori
D. CARA MENCEGAH FILARIASIS
Prinsip pencegahan filariasis adalah melakukan pengobatan massal pada penduduk yang hidup di daerah endemik filariasis. Pengobatan pencegahan terhadap pendatang yang berasal dari daerah non endemik filariasis dan memberantas nyamuk yang menjadi vektor penularnya sesuai dengan daerah targetnya. Memperbaiki lingkungan agar bebas vektor serta mencegah gigitan nyamuk m,enggunakan repellet atau kelambu waktu tidur, meningkatkan upaya pencegahan penyebaran penyakit ini.
Masyarakat di harapkan untuk berperan serata dengan cara :
• Memeriksakan dirinya pada petugas kesehatan terhadap kemungkinan adanya tanda tanda dan gejala penyakit kaki gajah
• Bersedia makan obat secara teratur sesuai jumlah dosis yang di anjurkan petugas kesehatan masyarakat.
• Berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk dengan cara :
- Tidur memakai kelambu
- Lubang lubang angin rumah di tutup kawat kasa halus
- Tidak membiarkan ternak di sekitar rumah
- Membunuh nyamuk dengan obat nyamuk semprot dan bakar
- Mengoles kulit dengan obat anti nyamuk dan sebagainya
- Menghilangkan tempat peeindukan nyamuk sehingga tidak memungkinkan perkembangan nyamuk.
Keadaan lingkungan sangat berpengaruh terhadap keberadaan dan transmisi penyakit kaki gajah. Biasanya daerah endemis Brugia malayi adalah daerah dengan hutan rawa, sepanjang sungai, atau badan air yang lain deangan tanaman air. Sedangkan daerah endemis Whucereria bancrofti tipe pekotaan yaitu daerah daerah perkotaan yang kumuh, padat penduduknya dan banyak genangan air kotor sebagai habitat dari vektor penularnya.
Membersihkan tempat perindukan nyamuk secra berkala dengan cara :
1. Fisik , yaitu 3M ( menguras/ menyikat, mengubur, menutup tempat penutupan air)
2. Biologi, yaitu memasukkan ikan ketempat penampungan air yang tidak mungkin untuk di kuras spt kolam
3. Kimiawi yaitu pemberian bubuk larvasidasi
E. TRANSMISI PENYAKIT GAJAH
Transmisi penyakit kaki gajah dapat terjadi bila ada tiga unsur yaitu
1. Adanya sumber penularan, yakni manusia atau hospes reservoar yang mengandung mikrofilaria dalam darahnya
2. Adanya vektor, yakni nyamuk yang dapat menularkan penyakit kaki gajah
3. Manusia yang rentan terhadap penyakit kaki gajah
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah, apabila orang tersebut mendapat gigitan nyamuk vektor yang mengandung larva infektif atau larva stadium 3 (L3). Nyamuk vektor dapat menjadi infektif apabila nyamuk tersebut menghisap darah dari orang atau binatang reservoar yang mengandung mikrofilaria. Dengan demikian manusia atau hospes reservoar yang mengandung mikrofilaria dalam darahnya merupakan sumber penularan. Kemampuan nyamuk vektor untuk mendapatkan mikroflilaria saat menghisap darah terbatas. Apabila mikrofilaria terlalu banyak terhisap oleh nyamuk vektor maka dapat menyebabkan kematian pada nyamuk tersebut. Sebaliknya apabila mikrofilaria yang terhisap terlalu sedikit maka kemungkinan terjadinya transmisi menjadi kecil.
F. PERAWATAN BAGI YANG SUDAH CACAT
Meski penderita yang sudah cacat sukar di sembuhkan, penderita perlu perawatan untuk mengurangi penderitaannya dengan :
1. Membersihkan bagian tubuh yang membengkak secara rutin dengan air dan sabun
2. Memberikan obat obatan sesuai anjuran petugas kesehatan/puskesmas.
PENUTUP
KESIMPULAN
Filariasis adalah penyakit infeksi yang bersifat menahun yang di sebabkan cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, kantong buah zakar, payudara dan kelamin wanita.
Semua orang baik laki laki, perempuan, anak anak dan orang tua dapat terserang penyakit ini. Penyakit ini bukan karena kutukan, kena guna-guna atau keturunan.
Penyakit kaki gajah bersifat menahun dan bila tidak mendapatkan pengobatan adekuat dapat menimbulkan cacat. Meskipun penyakit kaki gajah tidak menimbulkan kematian secara langsung tetapi merupakan salah satu penyebab timbulnya kecacatan, kemiskinan dan masalah masalah sosial lainnya. Hal ini di sebabkan karena bila terjadi kecacatan menetap maka seumur hidup penderita tidak dapat bekerja secara optimal sehingga dapat menjadi beban keluarganya, merugikan masyarakat dan negara. Seringnya serangan akut pada penderita penyakit kaki gajah sangat menurunkan produktivitas kerja sehingga akhirnya dapat juga merugikan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Soedarto,Prof.Dr. 2009. Penyakit Menular Di Indonesia, Jakarta
Sibuea,Herdin, Dr.W. 2005. Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta
Departemen Keshatan RI DirJen PPM & PL, Buku 1, Buku Saku Filariasis Bagi Masyarakat, Jakarta. 2001
Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 2. Epidemiologi Penyakit Kaki Gajah di Indonesia. Jakarta. 2002
Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 3. Pedoman Penentuan Daerah Endemis Penyakit Kaki Gajah . Jakarta. 2004
Departemrn Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 3. Penyaki Menular Filariasis. Jakarta. 2004
Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 4. Pedoman Pengobatan Massal Penyakit Kaki Gajah. Jakarta. 2004
Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku 6. Pedoman Promosi Kesehatan dalam Eliminasi Penyakit Kaki Gajah. 2006
0 komentar:
Posting Komentar