KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Keluarga ini dengan judul “ TEORY BETTY
NEUMAN “. Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Keperawatan Keluarga Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Fort De Kock
Bukittinggi.
Dalam menyusun makalah ilmiah ini, penulis banyak
memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen Pembimbing dan
kepada teman teman yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini
masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya.
Bukittinggi,
April 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Betty Neuman mandefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari konsep
holistik dan pendekatan sistem terbuka. Bagi Neuman manusia merupakan makhluk
dengan kombinasi kompleks yang dinamis dan fisiologis,sosiokultural dan
variabel perkembangan yang berfungsi sebagai sistem terbuka. Sebagai sistem
terbuka manusia berinteraksi,beradaptasi dengan dan disesuaikan oleh lingkungan
yang digambarkan sebagai stressor. Lingkungan internal terdiri dari segala
sesuatuyang mempengaruhi (intrapersonal) yang berasal dari dalam diri klien.
Lingkungan eksternal terdiri dari segala sesuatu yang berasal dari luar diri
klien (interpersonal). Pembentukan lingkungan merupakan usaha klien untuk
menciptakan lingkungan yang aman,yang mungkin terbentuk oleh mekanisme yang
didasari maupun yang tidak didasari. Tiap lingkungan memiliki kemungkinan
terganggu oleh stressor yang dapat merusak sistem. Model Neuman mencakup
stressor intrapersonal,interpersonal dan ekstrapersonal.
Neuman meyakini bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara utuh. Tujuan
dari keperawatan adalah membanyu individu, keluarga dan kelompok dalam mencapai
dan mempertahankan tingkat kesehatan yang optimal. Perawat mengkaji, mengatur
dan mengevaluasi sistem klien. Perawatan berfokus pada variabel-variabel yang
mempengaruhi respon klien terhadap stressor. Tindakan perawat terdiri dari
pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan primer berfokus pada
peningkatan pertahanan tubuh melalui identifikasi faktor-faktor resiko yang
potensial dan aktual terjadi akibat stressor tertentu. Pencegahan sekunder
berfokus pada penguatan pertahanan dan sumber internal melalui penetapan
prioritas dan rencana pengobatan pada gejala-gejala yang tampak. Sedangkan
pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Prinsip dari
pencegahan tersier adalah untuk memberikan penguatan pertahanan tubuh terhadap
stressor melalui pendidikan kesehatan dan untuk membantu dalam mencegah
terjadinya masalah yang sama.
B.
HISTORIS PERSPEKTIF BETTY NAUMAN
Betty Neuman lahir di Ohio tahun 1924, dia
anak kedua dari 3 bersaudara dan merupakan anak perempuan satu-satunya.Ketika
berumur 11 tahun bapaknya meninggal setelah 6 tahun dirawat karena CRF. Pujian
bapaknya terhadap perawat mempengaruhi pandangan Neuman tentang perawat dan
komitmennya menjadi perawat terbaik yang selalu dekat dengan pasien.Pekerjaan
ibunya sebagai bidan di desa juga sangat mempengaruhi secara signifikan.
Setelah lulus SMA Neuman tidak dapat melanjutkan pendidikan keperawatan. Dia
bekerja sebagai teknisi pada perusahaan pesawat terbang dan sebagai juru masak
di Ohio dalam rangka menabung untuk pendidikannya dan membantu ibu serta
adiknya. Adanya program wajib militer di keperawatan mempercepat masuknya
Neuman ke sekolah keperawatan.Neuman lulus program diploma RS Rakyat (sekarang
RSUP Akron Ohio) tahun 1947. Neuman menerima gelar BS pada keperawatan
Kesehatan Masyarakat tahun 1957 dan MS Kesehatan Masyarakat serta Konsultan
Keperawatan Jiwa tahun 1966 dari Universitas California LA. Tahun 1985 Neuman
menyelesaikan PHD dalam bidang Clinical Psychology dari Universitas Pasific
Western. Dia mempraktekkan bed side nursing sebagai staf kepala dan Private
Duty Nurse di berbagai RS. Pekerjaannya di komunitas termasuk di
sekolah-sekolah, perawatan di perusahaan dan sebagai kepala perawatan di klinik
obstetric suaminya dan konseling intervensi krisis di keperawatan jiwa di komunitas.
Tahun 1967, 6 bulan setelah mendapat gelar MS dia menjadi kepala fakultas dari
program dimana ia lulus dan memulai kontribusinya sebagai guru, dosen, penulis
dan konsultan dalam berbagai disiplin ilmu kesehatan. Tahun 1973, Neuman dan
keluarga kembali ke Ohio, sejak itu dia sebagai konsultan kesehatan jiwa,
menyediakan program pendidikan berkelanjutan dan melanjutkan perkembangan dari
modelnya, dia yang pertama kali mendapatkan California Licensed Clinical
Fellows of the American Association of Marriage & Family Therapy dan tetap
melakukan praktek konseling. Model Neuman aslinya berkembang tahun 1970 ketika
itu ada permintaan lulusan Universitas of California LA untuk pembukaan kursus
yang memberikan wawasan tentang aspek fisiologi,psikologi,sosiokultural dan
aspek pengembangan dari kehidupan manusia (Neuman 1995). Model ini dikembangkan
untuk menyediakan struktur yang terintegrasi dari aspek-aspek diatas secara
holistic.Setelah 2 tahun dievaluasi model tersebut dipublikasikan dalam 3 edisi
( 1982,1989, 1995)
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Model konseptual betty neuman ini
memberi penekanan pada penurunan stres dengan cara memperkuat garis pertahanan
diri yang bersifat:
·
Fleksibel
·
Normal
·
Resisten
Intervensi diarahkan terhadap ketiga
garis pertahanan tesebut yang terkait dengan tiga level prevensi.
B.
Perkembangan
Sistem Model Neuman
Model
sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang terhadap manusia
sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara keseluruhan) meliputi aspek
(variable) fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual
yang berhubungan secara dinamis seiring dengan adanya respon-respon sistem
terhadap stressor baik dari lingkungan internal maupun eksternal.
Komponen utama dari model ini
adalah adanya stress dan reaksi terhadap stress. Klien dipandang sebagai suatu
sistem terbuka yang memiliki siklus input, proses, output dan feedback sebagai
suatu pola organisasi yang dinamis. Dengan menggunakan perspektif sistem ini,
maka kliennya bisa meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau
kumpulan agregat lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan.
Tujuan ideal dari model ini
adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara optimal. Apabila stabilitas
tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai sistem terbuka maka klien
selalu berupaya untuk memperoleh, meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan
diantara berbagai faktor, baik didalam maupun diluar sistem yang berupaya untuk
mengusahakannya. Neuman menyebut gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor
yang memiliki dampak negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor bisa
potensial atau aktual melalui respon dan gejala yang dapat diidentifikasi.
C.
Konsep
Utama Dan Definsi Teori Model Neuman.
Neuman menggunakan sejumlah orang untuk melakukan pendekatan. Yang termasuk dalam konsep mayor menurutnya adalah :
1. Tekanan
Neuman menggunakan sejumlah orang untuk melakukan pendekatan. Yang termasuk dalam konsep mayor menurutnya adalah :
1. Tekanan
Rangsangan
yang timbul diakibatkan kondisi sekitar pandangan Neuman tentang tekanan yaitu
:
·
Intra
Personal : Secara individu atau perorangan.
·
Inter
Personal : Antara individu yang satu dengan individu yang lain lebih dari satu.
·
Ekstra
Personal : Di luar individu
2.
Struktur Pokok Sumber Energi
Merupakan
penggerak untuk melakukan aktivitas.
3. Tingkat Ketahanan
3. Tingkat Ketahanan
Merupakan
faktor internal untuk menghadapi tekanan.
4. Garis Normal Pertahanan
4. Garis Normal Pertahanan
Tingkatan
kemampuan adaptasi individu untuk menghadapi tekanan di batas normal.
5. Gangguan Pertahanan
5. Gangguan Pertahanan
Kerusakan
sistem pertahanan tubuh oleh dan akibat dari tekanan.
6. Tingkat Reaksi
6. Tingkat Reaksi
Tindakan
yang muncul akibat dari pengaruh tekanan.
7. Intervensi
7. Intervensi
Identifikasi
tindakan sebagai akibat dari reaksi yang timbul.
8. Tingkat-Tingkat Pencegahan
8. Tingkat-Tingkat Pencegahan
Dibagi
menjadi :
a. Pencegahan
primer
Sebelum terjadi tindakan
b. Pencegahan
sekunder
c. Ketika
terjadi tindakan
d. Pencegahan tersier : Adaptasi atau pengaruh
kerusakan
9.
Penyesuain Kembali
Adaptasi
dari tindakan yang berasal dari sekitar baik interpersonal. Intra personal dan
ekstra personal.
D.
Keyakinan
dan Tata Nilai
Model
ini menginteraksi 4 variabel yang menunjang dalam keperawatan komunitas
atau keluarga yaitu:
·
Aspek
Fisik
·
Aspek
Psikologi
·
Aspek
Sosial
·
Aspek
Kultural dan Spiritual
Adapun tujuan keperawatan adalah
stabilitas klien dan keluarga dalam lingkumgan yang dinamis. Asumsi yang
dikemukakan oleh Betty Neuman tentang 4 konsep utama yang terkait dengan
keperawatan keluarga adalah sebagai berikut:
1.
Manusia
Merupakan
suatu sistem terbuka, yang selalu mencari keseimbangan dari harmoni dan
merupakan satu kesatuan dari variabel-variabel: fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spritual.
2.
Lingkungan
Yaitu
meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh dari
sekitar klien atau sistem klien.
3.
Sehat
Suatu
kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan. Sehat merupakan
keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari atau
mengatasi stressor.
4.
Kepeawatan
Intervensi
keperawatan bertujuan untuk menurunkan stressor melalui pencegahan primer,
sekunder dan tertier.
E.
Model
Betty Neuman Dalam Lingkungan Komunitas Atau Keluarga
Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut dengan terfokus pada empat intervensi yaitu :
Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut dengan terfokus pada empat intervensi yaitu :
v Intervensi
yang bersifat promosi
Dilakukan apabila
gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang bersifat fleksibel yang berupa
:
a.
Pendidikan
kesehatan.
b.
Mendemonstrasikan
keterampilan keperawatan dasar yang dapat dilakukan klien dirumah atau
komonitas yang bertujuan meningkatkan kesehatan.
v Intervensi
yang bersifat preventif
a.
Dilakukan
apabila garis pertahanan normal terganggu :
Deteksi dini gangguan kesehatan
Misalnya deteksi tumbuh kembang balita, keluarga dll
Deteksi dini gangguan kesehatan
Misalnya deteksi tumbuh kembang balita, keluarga dll
b.
Memberikan
zat kekebalan pada klien yang bersifat individu misalnya : konseling pra nikah.
v Intervensi
yang bersifat kuratif
Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu.
Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu.
v Intervensi
yang bersifat rehabilitatif
Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahanan resisten yang terganggu.
Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahanan resisten yang terganggu.
Intervensi
yang bersifat kuratif dan rehabilitatif untuk gagguan pada garis pertahanan
resisten dapat berupa:
a.
Melakukan
prosedur keperawatan yang memerlukan kepakaran perawat.
Misal:
melatih klien duduk atau berjalan
b.
Memberikan
konseling untuk penyelesaian masalah.
c.
Melakukan
kerja sama lintas program dan lintas sektor untuk
penyelesaian masalah.
d.
Melakukan
rujukan keperawatan atau non keperawata bisa lintas program dan lintas
sektor.
F.
Aplikasi
Penerapan Model Konseptual Betty Neuman
Komunitas dilihat sebagai klien yang
dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu komunitas yang merupakan klien dan
penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan, yang terdiri dari lima
tahapan :
a.
Pengkajian
b.
Diagnosis
keperawatan komunitas atau keluarga
c.
Perencanaan
d.
Pelaksanaan
e.
Evaluasi
1.
Pengkajian
Yang
perlu dikaji pada komunitas atau kelompok adalah :
v Care
atau inti
v Delapan
sub sistem yang mempengaruhi komunitas
a. Perumahan.
Perumahan yang dihuni penduduk, bagaimana penerangannya, sirkulasi,
kepadatannya merupakan stressor bagi penduduk.
b. Pendidikan
komunitas. Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pengetahuannya.
c. Keamanan
dan keselamatan. Bagaimana keselamatan dan keamanan di lingkungan tempat
tinggal, apakah tidak menimbulkan stress.
d. Politik
dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan. Apakah cukup menunjang sehingga
memudahkan komunitas mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk
kesehatan.
e. Pelayanan
kesehatan yang tersedia. Untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat
atau memantau gangguan yang terjadi.
f.
Sistem
komunikasi. Sistem komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat dimanfaatkan di
komunikasi tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan
penyakit.
g. Sistem
ekonomi. Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai
dengan upah minimum regional, dibawah atau diatas sehingga upaya
pelayanan ditujukan pada anjuran untuk mengkonsumsi jenis makanan sesuai status
ekonomi masing-masing.
h. Rekreasi.
Apakah tersedia sarana, kapan saja dibuka,biayanya apakah terjangkau komunitas
atau tidak.
2.Diagnosis
keperawatan komunitas dan kelompok
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor yang ada.
Selanjutnya dirrumuskan dalam 3 komponen :
·
P
( problem atau masalah )
·
E
( etilogi atau penyebab)
·
S
(symtom atau menifestasi/ data penunjang)
3.
Perencanaan
Perencanaan
yang dapat dilakukan adalah :
a. Lakukan
pendidikan kesehatan tentang penyakit gangguan kardiovaskuler
b. Lakukan
demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan teknik relaksasi
c. Lakukan
deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit kardiovaskuler melalui pemeriksaan
tekanan darah
d. Lakukan
kerja sama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet yang tepat bagi yang berisiko
e. Lakukan
kerjasama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat untuk memperbaiki
lingkungan atau komunitas apabila menjadi penyebab stressor
f.
Lakukan
rujukan ke rumah sakit bila di perlukan
4.
Pelaksanaan
Perawat
bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang
sifatnya :
a. Bantuan
untuk mengatasi masalah gangguan penyakit kardiovaskuler di komunitas
b. Mempertahankan
kondisi yang seimbang dalam hal ini sehat melaksanakan peningkatan kesehatan
c. Mendidik
komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit
kardiovaskuler
d. Sebagai
advokat komunitas yang sekaligus menfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas.
5.
Evaluasi
dan penilaian
a. Menilai
respons verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi
b. Mencatat
adanya kasus baru yang di rujuk ke rumah sakit.
G. Mengintegrasikan Model Sistem Neuman
dengan Konsep Duka Cita
Model Sistem Neuman (1982) dapat digunakan untuk menjelaskan kerangka konsep
duka cita. Variabel yang tidak bisa dipisahkan dalam sistem klien, yaitu :
fisiologis, psikilogis, rohani, perkembangan, dan sosial budaya, dapat
digunakan untuk menguraikan atribut dari duka cita. Kehilangan di masa lalu
dapat dijelaskan sebagai sebuah stressor, dan akibat dari duka cita diartikan
sebagai suatu proses yang serupa dengan konsep Neuman yaitu rekonstitusi.
Intervensi untuk membantu klien dalam menghadapi pengalaman duka cita dapat
dikatagerikan sebagai upaya pencegahan primer, sekunder, dan tersier (Reed,2003).
Penggunaan terminologi dari teori Neuman untuk menguraikan konsep duka cita
dimulai dengan terlebih dahulu mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang
muncul sebelumnya. Dalam terminologi Neuman, kejadian di masa lalu merupakan
stressor, dan dalam kasus duka cita, stressor adalah perasaan kehilangan.
Perasaan kehilangan mugkin bersifat intra-personal (misalnya : kehilangan salah
satu anggota badan. Kehilangan peran atau fungsi), interpersonal (misalnya :
berpisah dengan pasangannya, anak, atau orangtua), atau ekstra-personal
(misalnya : hilangnya pekerjaan, rumah, atau hilangnya limgkungan yang
dikenal).Neuman (1995) menyatakan bahwa dampak dari stressor dapat didasarkan
pada dua hal, yaitu : kekuatan stressor dan banyaknya stressor.
Modifikasi terhadap respon duka cita diidentifikasi sebagai kombinasi dari
beberapa pengalaman yang bersifat individual dan dipengaruhi oleh banyak faktor
yang terdiri dari hubungan antara orang yang berduka dengan objek yang hilang,
sifat alami dari kehilangan, dan kehadiran sistem pendukung (support system).
Faktor-faktor lain memiliki efek yang kuat pada perasaan duka cita, seeperti
penglaman individu yang sama sebelumnya,kepercayaan spiritual dan budaya yang
dianut. Penjelasan mengenai modofikasi respon duka cita sama halnya dengan
gagasan Neuman mengenai interaksi antar variabel (fisik, psikologis, sosial
budaya, perkembangan , dan rohani). Kombinasi beberapa variabel yang unik pada
diri seseorang (pengalaman sebelumnya dengan duka cita, nilai-nilai,
kepercayaan spiritual, status fisiologis, batasan sosial budaya, dan yang
lainnya) dapat dibandingkan dengan variabel-variabel yang menyusun garis
pertahanan normal (normal lines of defense) dan garis perlawanan. Masing-masing
garis pertahanan dan garis perlawanan memodifikasi pada tingkatan tertentu
dimana stressor mempumyai efek yang negatif pada diri seseorang. Garis
pertahanan normal membantu sistem klien untuk menyeduaikan dengan stres akibat
kehilangan ; garis perlawanan bertindak sebagai kekuatan untuk membantu klien
kembali ke kondisi yang stabil. Faktor yang lain, seperti pengalaman individu
sebelumnya dengan perasaan kehilangan dan duka cita, budaya, dan kepercayaan
religius menjadibagian dari struktur dasar individu. Garis pertahanan dan perlawanan
melindungi struktur dasar dari gangguan stres yang menimpa individu (Reed,
1993).
H.
Analisa
1. Analisis Internal
1. Analisis Internal
Asumsi didefinisikan sebagai dalil yang
diterima tanpa harus dibuktikan, beberapa tipe asumsi, tetapi asumsi dengan banyak
kesesuaian antara implisit dan explicit . Secara garis besar asumsi diidentifikasi
Neuman sebagai berikut :
a. Setiap
orang adalah individual unik dengan range respon yang normal.
b. Beberapa
tipe stressor mungkin dalam garis keseimbangan individual ( garis pertahanan
normal ). Stressor alamiah mungkin berdampak keluar yang mana seseorang mungkin
menggunakan garis pertahanan yang flexible.
c. suatu
waktu manusia dalam respon normal yang mana mereka dalam garis pertahanan
normal.
d. Garis
pertahanan flexible adalah system reaksi yang digunakan untuk pertahanan
stressor, ketika garis pertahanan flexible tidak dapat digunakan untuk
pertahanan stressor, stressor mempengaruhi keseimbangan seseorang.
e. Garis
pertahanan internal individu stabil dan menghasilkan individu yang normal.
f.
Kesakitan
adalah hubungan yang dinamis antara fisiologi, psikologi, sosio budaya dan
perkembangan status.
g. Pencegahan
utama/primer adalah mengidentifikasi dan semua faktor resiko berhubungan dengan
stressor.
h. Pencegahan
sekunder berhubungan dengan gejala dan stretegi intervensi.
i.
Pencegahan
tersier berhubungan dengan adaptasi atau hasil rekontruksi
Asumsi direfleksikan dalam element
dasar pada modul ini. System klien dalam intraksi dengan lingkungan. Dalam
perawatan kesehatan professional dapat dari sebuah model yang spesifik yang
mana intervensi antara stressor dan klien, contoh seorang terapi fisik mungkin
mengindentifikasi stressor akan mempengaruhi otot atau tolong maka intervensi
spesifik akan diatur dari pengetahuan.
Beberapa implikasi dapat diasumsikan
lebih baik, contoh individu klien mempunyai nilai dan usaha stabilitas atau
kesehatan yang prima. Kesehatan professional klien lebih baik mempunyai respon
yang besar untuk status kesehatan ini. Tambahan, perawatan kesehatan
professional adalah dapat membantu klien mencapai dan bertahan dalam kondisi
sehat.
Komunitas dan keluarga yang direferensikan
Neuman, tetapi dapat diasumsikan hanya untuk klien. Neuman mempunyai pernyataan
walaupun mengasumsikan konssep yang original dalam terminology klien. Dia
berharap akan meluaskan. Dia percaya mereka menampilkan yang lebih baik dalam
system yang lain. Asumsi untuk system perawatan kesehatan yang lebih besar
yaitu komunitas atau keluarga menjadi petunjuk, contoh neuman melaporkan dari
Ontorio Canada dan propinsi Manitoba mempunyai kreteria dasar untuk praktek
perawatan kesehatan masyarakat dalam system model Neuman, yang mana sukses dalam
implementasi ( Neuman, komunikasi personal ).
2. Analisis Konsep Keperawatan menurut Neuman
Keperawatan
memperhatikan semua hal dan stressor-stressor pontensial kaitannya dengan
penggunaan pengaruh dan potensial dampak stressor lingkungan.
Tujuan Keperawatan adalah menjaga stabilitas system klien, membantu klien untuk mengurus diri yang mana hal – hal sebagai persyaratan untuk mencapai tahap kesehatan yang optimum. Memfasilitasi kesehatan yang optimum untuk pasien melalui memperkuat atau memelihara stabilitas system klien.
Tujuan Keperawatan adalah menjaga stabilitas system klien, membantu klien untuk mengurus diri yang mana hal – hal sebagai persyaratan untuk mencapai tahap kesehatan yang optimum. Memfasilitasi kesehatan yang optimum untuk pasien melalui memperkuat atau memelihara stabilitas system klien.
Sehat adalah keadaan baik. Sehat adalah suatu
titik yang bergerak pada rentang negentrophy paling besar ke entrophy maksimum.
Saat semua bagian pada klien berada dalam keadaan harmonis atau seimbang ketika
semua dibutuhkan untuk bertemu, kesehatan optimal tercapai. kesehatan adalah
juga energi.
Manusia
terdiri dari Fisiologi, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
Diwakili untuk struktur sentral, garis pertahanan dan garis perlawanan.
Klien adalah manusia yang diancam atau diserang oleh stressor lingkungan.
Lingkungan adalah semua faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi klien dan system klien. Tiga type lingkungan yang telah diidentifikasi ; internal, eksternal dan , lingkungan yang diciptakan. Stressor adalah bagian dari lingkungan, lingkungan internal berisi dalam batas system klien. Lingkungan eksternal berisi kekuatan-kekuatan diluar system klien. Lingkungan yang diciptakan merupakan mobilisasi yang tidak disadari klien terdiri dari struktur komponen-komponen sebagai faktor energi, stabilitas dan integritas.
Klien adalah manusia yang diancam atau diserang oleh stressor lingkungan.
Lingkungan adalah semua faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi klien dan system klien. Tiga type lingkungan yang telah diidentifikasi ; internal, eksternal dan , lingkungan yang diciptakan. Stressor adalah bagian dari lingkungan, lingkungan internal berisi dalam batas system klien. Lingkungan eksternal berisi kekuatan-kekuatan diluar system klien. Lingkungan yang diciptakan merupakan mobilisasi yang tidak disadari klien terdiri dari struktur komponen-komponen sebagai faktor energi, stabilitas dan integritas.
Masalah
keperawatan merupakan kesehatan system klien yang terancam atau manifestasi aktual
respon terhadap stressor Proses Keperawatan Neuman menggambarkan 3 langkah
fokus : diagnosa keperawatan, tujuan keperawatan dan hasil. Intervensi
keperawatan adalah intervensi yang diidentifikasi oleh Neuman, yaitu tiga
komponen tipologi intervensi : tahap pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Rekontitusi merupakan bagian dari tahap pencegahan tersier.
3.
Analisis Kekuatan dan Kelemahan Konsep
a.
Kekuatan
o
Neuman
menggunakan diagram yang jelas , diagram ini digunakan dalam semua
penjelasan tentang teori sehingga membuat teori terlihat menarik. Diagram ini
mempertinggi kejelasan dan menyediakan perawat dengan tantangan – tantangan
untuk pertimbangan
o
Model
system Neuman lebih flexible bias digunakan pada area keperawatan, pendidikan
dan pelatihan keperawatan
b.
Kelemahan
o
Model
Sistem Neuman dapat digunakan oleh semua profesi kesehatan, sehingga untuk
profesi keperawatan menjadi tidak spesifik
o
Penjelasan
tentang perbedaan stressor interpersonal dan ekstrapersonal masih dirasakan belum
ada perbedaan yang jelas
o
Model
system Neuman tidak membahas secara detail tentang perawat –klien, padahal
hubungan perawat klien merupakan domain penting dalam Asuhan Keperawatan
I.
Contoh Kasus
Sebuah keluarga yang bahagia sedang menantikan kehadiran anak pertama mereka.
Sang ibu telah mengandung 2 bulan. Namun, suatu saat ibu mengalami perdarahan
dan menurut dokter kehamilan tersebut tidak bisa dipertahankan. Oleh karena itu
dilakukan aborsi untuk menyelamatkan jiwa ibunya
Pada kasus di atas, perasaan duka cita
dari pasangan tersebut memiliki karakteristik yang kompleks. Misalnya, sang ibu
berduka karena calon bayinya tidak bisa dipertahankan (kehilangan
interpersonal), atau hilangnya harapan terhadap kehamilan yang telah
ditunggu-tunggu(kehilangan intrapersonal), atau barangkali merasa bersalah
kepada anggota keluarga lainnya karena tidak sesuai harapan mereka (kehilangan
ekstrapersonal). Ketika kita akan menentukan tingkat pengaruh kehilangan pada
diri seseorang, kita juga harus mengkaji dampak dari perasaa kehilangan
tersebut pada kehidupan mereka sehari-hari, cara mereka mengatasi mengatasi
kesedihannya, atau nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut mengenai kehilangan.
Secara umum kita akan mengkaji fungsi dari masing-masing garis pertahanan
fleksibel, garis pertahanan normal, garis perlawanan, dan struktur dasar.
Pengkajian harus meliputi banyak aspek, meliputi : aspek fisiologis, spiritual,
psikologis, perkembangan, dan sosial budaya.
Untuk membantu pasangan tersebut mencapai rekonstitusi, dukungan interpersonal
dan ekstrapersonal merupakan 3 hal penting yang perlu dikaji. Siapakah anggota
keluarga yang dapat memberikan dukungan positif?. Apakah sistem pendukung
secara kultural dapat diterima oleh pasangan trsebut?. Setiap orangtua akan
memberikan reaksi yang berbeda, tergantung pada struktur dasar yang
dimilikinya. Sebuah penelitian telah membuktikan adanya perbedaan respon
berdasarkan jender terhadap perasaan kehilangan pada masa perinatal, maka
respon terhadap pengalaman duka cita bagi masing-masing orang tidak akan sama
termasuk rentang waktu pemulihannya pun berbeda. Perbedaan dalam proses duka
cita tentu akan memberikan stres tambahan diantara para orangtua.Selanjutnya,
faktor-taktor ekstrapersonal berpotensi memberikan dampak bagi mereka.
Setelah dilakukan pengkajian secara menyeluruh, selanjutnya tahapan
perencanaan, intervensi, dan evaluasi akan menggunakan proses yang sama.
Perangkat penilaian akan mengukur hal-hal yang akan berdampak secara khusus
pada aspek-aspek fisiologis, psikologis rohani, sosial budaya, dan
perkembangan. Misalnya aspek sosial budaya akan mempengaruhi jenis intervensi
yang bisa diterima oleh keluarga. Kehilangan pada masa perinatal merupakan
suatu pengalaman yang sangat pribadi bagi banyak orang. Pemahaman mengenai arti
dari pengalaman pribadi akan sangat membantu petugas kesehatan untuk menentukan
intervensi yang spesifik dan terbaik. Intervensi terhadap gangguan fisiologis
yang dapat menghalangi proses rekonstitusi bisa juga diberikan tergantug
kondisi klien, misalnya perubahan pola tidur, nutrisi, dan sebagainya. Selanjutnya,
perawat perlu mempertimbangkan aspek perkembangan seseorang dari perasaan
berduka. Intervensi yang sesuai untuk ibu muda primigravida tentunya akan
sangat berbeda dengan ibu yang telah memiliki anak sebelumnya.
BAB
III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Neuman model system dikembangkan berdasarkan pada teori umum dan memandang
keluarga sebagai suatu system terbuka yang bereaksi terhadap stressor dan
lingkungan. Variabel klien adalah fisiologis, psikologis, social budaya,
perkembangan dan spiritual. Intervensi keperawatan terjadi melalui tiga cara
pencegahan yaitu pencegahan primer, sekunder dan tertier. Model ini digunakan
dalam pendidikan keperawatan, riset, administrasi dan langsung dipelayanan
keperawatan.
Penggunaan model konsep keperawatan untuk menganalisis suatu konsep tertentu
dapat memberikan pedoman bagi kita dalam pengembangan perangkat penilaian dan pengukuran
yang lebih spesifik, andal (reliable) dan akurat. Sebab fokus utama keperawatan
adalah klien, lingkungan, dan kesehatan. Model keperawatan memberikan kerangka
pikir holistik dan tak terpisahkan untuk menila konsep-konsep yang menarik
perhatian bagi profesi perawat. Sudut pandang yang holistik seperti itu penting
sekali digunakan bila perawat berhadapan dengan variabel yang bersifat
multidimensional, misalnya duka cita, nyeri, takut, marah, atau hal-hal lain
yang penting dalam asuhan keperawatan.
Dalam praktik pelayanan keperawatan, penggunaan model keperawatan akan membantu
perawat dalam mendefinisikan area penilaian dan memberikan pedoman untuk
menentukan standar outcome yang sesuai. Ketika perawat melakukan sebuah riset
keperawatan, maka model konseptualakan membantu dalam menyusun struktur yang
logis dan konsisten dengan asumsi-asumsi yang sudah ada, terutama dalam menyusun
berbagai instrumen, metode, dan indikator pengukuran. Sebab banyak dari
konsep-konsep keperawatan yang justru menggunakan atau dijelaskan dengan
pendekatan disiplin ilmu lain. Seharusnya, kita dapat mendeskripsikan
suatu terminologi dengan perspektif ilmu keperawatan. Reformulasi informasi
hasil penelitian kedalam model keperawatan dapat memperkuat tubuh ilmu
pengetahuan (body of knowledge) keperawatan sehingga akan lebih mudah
mempelajari dan memahami manusia beserta aplikasinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Mubarak,
wahid iqbal,SKM.2005. Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Jakarta:
CV. Sagung Seto
http://mataharibersinar.com